Oleh : Hammad
I. MUQODDIMAH.
Segala puji bagi Allah Robb Semesta Alam. Sholawat dan salam kita haturkan kepada junjungan kita Nabi Muhammad Sholallahu 'alaihi wa sallam, keluarganya dan shahabat-shahabatnya serta para pengikutnya yang istiqomah sampai hari qiamat.
Kebanyakan ajaran-ajaran yang berkembang di
Artinya begitu bahanya ajaran ini terhadap keyakinan manusia sehinga di gambarkan bahwa orang yang masuk mengikuti ajaran tasawwuf di pagi hari di sore hari ia telah manjadi gila.
Kali ini kami berusaha menampilkan sebuah makalah yang berjudul "Perkembangan Tasawwuf di Indenesia".
II. SEKILAS ANTARA TAREKAT DAN TASAWWUF
Tarekat berasal dari lafadz arab thariqah artinya jalan. Kemudian mereka maksudkan sebagai jalan menuju Tuhan, ilmu batin, tasawwuf.
Perkataan tarekat (jalan bertasawwuf yang bersifat praktis) lebih dikenal ketimbang tasawwuf, khususnya dalam kalangan para pengikut awam yang merupakan bagian terbesar.
Tarekat tidak membicarakan filsafat tasawwuf, tetepi merupakan amalan (tasawwuf) atau prakarsanya. Pengamalan tarekat merupakan suatu kepatuhan secara ketat kepada peraturan-peraturan syariat islam dan mengamalkannya dengan sebaik-baiknya, baik yang bersifat ritual maupun sosial, yaitu dengan menjalankan praktek-praktek dan mengerjakan amalan yang bersifat sunnah, baik sebelum maupun sesudah sholat wajib, dan mempraktekkan riyadhoh.
III. MACAM-MACAM TAREKAT.
1. Tarekat Hadadiyah.
Tarekat yang didirikan oleh Habib Abdullah bin Alwi Al Hadad yang wafat thn 1095 M di Yaman. Banyak orang yang takut ikut tarekatnya berhubung ratibnya yang terkenal, Ratib al hadad, dipercayai sebagai doa selamat yang bermantra. Pengaruhnya tak hanya di Aceh, tapi hampir di seluruh negara
2. Tarekat Khalwatiyah.
Tarekat yang di propagandakan dalam abad -18 oleh Syaikh Musthofa al Bakri di Mesir dan Suriah. Salah seorang tokoh tarekat ini ialah Ahmad At Tijani yang berasal dari Aljazair.
3. Tarekat Mu'tabaroh Nahdliyin.
Para kiai pada tanggal 10 Oktober 1957 M mendirikan suatu badan federal bernama Pucuk Pimpinan Jam'iyah Ahli Tarekah Mu'tabaroh, sebagai tindak lanjut keputusan Muktamar NU 1957 di Magelang. Belakangan dalam muktamar NU 1979 di
a. meningkatkan pengamalan syareat islam di kalangan masyarakat.
b. Mempertebal kesetian masyarakat kepada ajaran-ajaran dari salah satu madzhab yang empat.
c. Menganjurkan para anggota agar meningkatkan amalan-amalan
Alasan ulama' mendirikan badan federasi ini adalah :
1. untuk membimbing organisasi-organisasi tarekat yang dinilai belum mengajarkan amalan-amalan yang sesuai dengan Al Qur'an dan hadist.
2. Untuk mengawasi organisasi-organisasi tarekat agar tidak menyalahgunakan pengaruhnya untuk kepentingan yang tidak di benarkan oleh ajaran-ajaran agama.
4. Tarekat Maulawiyah.
Tarekat yang didirikan oleh Maulawi Jalaluddin Ar Rumi, meninggal dunia di
5. Tarekat Naqsabandiyah.
Tarekat ini mula-mula didirikan di Turkistan oleh Bahiruddin Naqsyabandy (sumber lain menyebutkan, Muhammad bin Muhammad Baharuddin Al Bukhori 1317-1389 M, bukan imam Al Bukhori perowi hadits), dan di Indonesia tarekat yang paling berpengaruh. Pimpinannya Ulaiman Effendi, mempunyai markas besar yang terletak di kaki gunung Abu Qubbais di pinggiran
Pada umumnya tarekat ini paling banyak pengikutnya di Jawa sejak abad ke-19 sampai saat ini. Terekat ini adalah tarekat terbesar di dunia, juga di
6. Tarekat Qadariyah.
Asal mulanya di
Pelajaran tarekat Qadariyah tidak jauh berbeda dari pelajaran islam pada umumnya. Hanya saja tarekat ini mementingkan kasih sayang terhadap semua makhluq, rendah hati dan menjahui fanatisme dalam keagamaan maupun politik. Keistemewaan tarekat ini ialah dzikir dengan menyebut-nyebut nama Tuhan. Kaum Qadariyah terlalu menyamakan Tuhan dengan manusia. Paham Qadariyah pada hakikatnya adalah sebagian dari paham Mu'tazilah, karena imam-imamnya dari Mu'tazilah.
Kadangkala tarekat ini digabung dengan Naqsabandiyah menjadi terekat Qadiriyah Naqsabandiyah. Seperti halnya di Suryalaya (Tasikmalaya Jawa Barat, dipimpin Abah Anom yang sering dikunjungi Harun Nasutiaon, Dan Jombang (Jawa Timur).
7. Tarekat Qadariyah Naqsabandiyah.
Gabungan ajaran dua terekat, yaitu tarekat Qadariyah dan tarekat Naqsabandiyah, pendirinya Syaikh Khotib Sambas. Tarekat ini merupan sarana yang sangat penting bagi penyebaran agama islam di
8. Tarekat Rifaiyah.
Didirikan oleh Syaikh Ahmad bin Ali Abul Abas (wafat 578 H/1183 M). Syaikh Ahmad yang konon guru Syaikh Abdul Qadir jailani, begitu asyik berdzikir hingga tubuhnya terangkat keatas angkasa. Tangannya menepuk-nepuk dadanya. Kemudian Allah memerintahkan kepada bidadari-bidadari untuk memberinya rebana di dadanya, daripada menepuk-nepuk dada.
Tapi syaikh Ahmad tidak ingat apa-apa, begitu khusuknya, sehingga ia tidak mendengar suara rebananya yang nyaring itu. Padahal seluruh dunia mendengar suara rebana itu.
Terakat ini agak fanatik dan anggotanya dapat melakukan hal-hal yang ajaib, misalnya makan pecahan kaca, berjalan di atas api, dan sebagainya. Rifaiyah, yang memang merinci tarekatnya dengan rebana, di Acah dulu pernah berkembang besar dan disebut Rapa'I sudah sulit mencarinya yang asli, yang masih berpegang teguh pada ajaran.
9. Tarekat Samaniyah.
Tarekat yang dikenal di Jawa Barat dan Aceh, didirikan oleh Syaikh Muhammad Saman dari Madinah, Arab Saudi yang wafat tahun 1702 M. Manaqib (riwayah hidup) Syaikh Saman banyak di baca orang yang mengharap berkah. Manakib itu ditulis oleh Syaikh Siddiq al madani, murid beliau.
Disitu tertulis "barang siapa berziyarah kemakam Rosulullah tanpa meminta izin kepada Syaikh Saman ziarahnya sia-sia. Juga disebutkan "siapa yang menyeru nama Syaikh tiga kali, hilang kesedihannya. Siapa yang makan makanannya masuk surga. Siapa yang berziarah kemakamnya serta membaca doa-doa untuknya, diampuni dosanya. Tarekat Saman sekarang menjadi tari Seudati di Aceh. Dzikir Saman mulanya hampir sama dengan dzikir-dzikir yang lain. Namun kemudian berkembang menjadi dzikir yang ekstrim.
10. Tarekat Sanusiah.
Tarekat yang didirikan oleh Syaikh Muhammad bin Ali as Sanusi, tahun 1837 M, di Aljazair, meninggal dunia tahun 1957 M. pusat tarekat ini di Libia.
11. Tarekat Siddiqiyah.
Asal usul tarekat ini tidak begitu jelas, dan tidak terdapat di negara-negara lain. Muncul dan berkembang di Jombang, Jawa Timur, dimulai oleh kegiatan Kiai Mul\khtar Mukti yang mendirikan tarekat ini tahun 1953.
12. Tarekat Syattariah.
Tarekat yang dibangun oleh Syaikh Abdullah Syattari di India. Tarekat ini di Jawa masih ada, misalnya di sekitar Madiun. Di Aceh dulu mengalami puncaknya di zaman Sultanah (ratu) Safiatuddin. Tarekat ini dibawah oleh Syaikh Abdurrouf Singkil yang kemudian menggelar Syiah Kuala.
13. Tarekat Syaziliah.
Tarekat yang didirikan oleh Ali As Syazili, terdapat di Afrika Utara, Arab dan
14. Tarekat Tijaniyah.
Tarekat yang didirikan oleh Ahmad at Tijani. Tarekat ini dengan cepat meluas di Afrika Barat dan dinegara-negara lain, diantaranya
15. Tarekat Wahidiyah.
Tarekat yang ini didirikan oleh Kiai Majid Ma'ruf di Kedonglo, Kediri Jawa Timur, 1963 M. Teoritis tarekat ini terbuka sifatnya, karena orang tidak usah mengucapkan sumpah untuk menjadi anggota, siapa saja yang mengamalkan Dzikir salawat Wahidiyah sudah dianggap sebagai anggota. Motivasi mendirikan tarekat ini adalah meningkatkan ketaatan orang islam kepada perintah-perintahagama. Pendirinya menganggap masyarakat Jawa dewasa ini mengalami kekosongan agama dan kejiwaan. Itulah sebabnya ia mengajak masyarakat islam agar meningkatkan ketaqwaannya kepada Tuhan dengan setiap kali mengucapkan dzikir, ( fafirruu ila llaha ) "marilah kita kembali kepada Allah" (lihat Tasawwuf Belitan Iblis hal:119-127)
Namun perlu di ketahui bahwa macam-macam tarekat ini tidak semua ada di
IV. AWAL MUNCULNYA TASAWWUF DI
Menelusuri mewabahnya aliran ini di
Mereka ini belajar di
Abdurrouf Assinkili setelah belajar beberapa lama kemudian diangakat sebagai kholifah Tarekat Syatariyah oleh Muhammad Al Quraisy. Dirinya kembali ke Aceh setelah gurunya meninggal . Keberadaanya di tanah Aceh cukup dipandang oleh para penduduk bahkan dijadikan sebagai panutan dimasyarakat, bermodal kepercayaan yang telah diberikan masyarakat kepadanya serta kegigihan murid-muridnya, maka dengan mudahnya ia berhasil mengembangkan ajaran Thariqot sufiyahnya dengan perkembangan yang sangat pesat hingga paham itu tersebar sampai ke Minang kabau ( Sumatra Barat ). Salah satu murid Abdur Rouf as Sinkili yang berhasil menyebarkan paham ini adalah Burhanuddin.
Setelah meninggal kuburan Burhanuddin ini menjadai pusat ziarah dimana para penziarah itu melakukan praktek peribadatan yang aneh. Timbulnya aliran yang aneh ini menimbulkan pertentangan yang tajam, terutama setelah beberapa orang yang datang dari Arab Saudi yang pada waktu itu sudah terwarnai dengan aliran pembaharuan ( Ahlusunnah wal jama'ah ) yang dibawa oleh Syaikh Muhammad bin Abdul Wahab . Pertentangan ini berlanjut yang pada akhirnya pecah perang PADRI . Demikianlah jejak pemahaman yang ditinggalkan oleh As Sangkili yang berkembang pesat ditanah Minang yang terkenal dengan religiusnya itu.. As Sankili meningggal dan dikuburkan di Kuala, mulut sungai
Sedang Muhamad Yusuf Al Makasary setelah bertemu dengan gurunya yakni Syaikh Abu Barakat Ayyub bin Ahmad bin Ayyub Al Kholwati Al Khurosy As Syami Ad Dimasqy, kemudian diberi otoritas untuk menjadi kholifah bagi aliran Thariqot Kholwatiyah dan diberi gelar dengan Taj Al Kholwati ( Mahkota Kholwati ). Setelah kembali ke Aceh ia pun mulai mengembangkan paham Kholwatiyah ditanah Rencong ini.
Adapun Nuruddin Muhammad bin Ali bin Muhammad Ar Raniri masuk ketanah Aceh pada masa ke,kuasaan sultan Iskandar Muda. Pada masa itu yang berperan sebagai mufti kerajaan adalah Syamsudi As Sumatrani, putra kelahiran Aceh yang diberi gelar ulama' dan berpemahaman Sufi Wujudiyah. Dikarenakan kedudukan yang disandangnya cukup strategis, maka dengan mudah ia mengembangkan paham yang dianutnya itu. Syamsudin ini bekerjasama dengan Hamzah Fansuri, seorang ulama' yang banyak mengekspresikan pemahamannya melalui keindahan kata ( prosa ).
Dan dari beberapa catatan literatur diperoleh informasi, bahwa orang-orang
Abdus Shomad al Palimbangi, Muhammad Arsyad al Banjary serta dua rekan mereka, Abdul Wahab ( Sulsel ) dan Abdurrohman ( Jakarta ) merupakan orang-orang Tarekat yang berguru kepada Syaikh Muhammad As Saman, selain itu tersebut pula nam-nama lainnya sepeti Nawawi Al Bantani ( 1230 -1314 M ), Ahmad Khotib As Sambasi, Abdul Karim Al Bantani , Ahmad Rifa'I Kalisasak, Junaid Al batawy, Ahmad Nahrowi Al Banyumasi ( wafat 1928 M ), Muhammad Mahfudz At Termasi ( 1842- 1929 M ), Hasan Musthofa Al Garuti ( 1852-1930 M )dan masih bannyak lagi yang lainnya. Sebagian besar dari mereka pulang kembali dan menyebarkan ajarannya di Indonesia .namun demikian, tidak semua orang yang belajar ditanah Arab kembali dengan membawa ajaran baru atau terperangkap dalam pemahaman tasawuf, Ahmad bin Khotib bin Abdul Latief Al Minangkabawi ( 1816-1916 M ) adalah salah satu contohnya. Beliau inilah yang mula-mula berani menyatakan pendiriannya membatalkan amalan-amalan ahli tarekat, terutama sekali tarekat Naqsabandiyah yang selalu menghadirkan Syaikhnya dalam ingatan saat ber "Tawwajjuh". Syaikh Ahmad bin Khotib memfatwakan kepada ummat untuk kembali kepada ajaran Islam yang benar menurut Al Qur'an dan As Sunnah serta menghindarkan diri dari perbuatan syirik dan mengharamkan penghadiran guru ketika beribadah sebagaimana yang telah banyak dilakukan oleh para penganut tarekat Naqsabandiyah .
Pendapat yang berkembang dikalangan Ahlu Tarekat, dewasa ini di
Tarekat Qodariyah Naqsyabandiyah cukup meluas perkembangannya. Di Jawa Barat salah satu pusat penyebaran adalah di pesantren Suryalaya, Tasikmalaya, yang kini dipimpin Kiai Shahibul Wafa' Tajul Arifin alias Abah Anom. Berdasar silsilah, keberadaan Tarekat Qodariyah-Naqsabandiyah di Pesantren Suryalaya, berasal dari Mursyid Ahmad Khatib As-Sambasi. Mursyid satu ini memiliki tiga orang murid yang bernama Syaikh Abdul Karim Al-Bantani, Syaikh Khalil Bangkalan dan Syaikh Thalhah dari kali sapu, Cirebon, dari Syaikh Thalhah inilah Abah Sepuh ( ayah abah anom ) menerima estapeta Tarekat Qodariyah-Naqsabandiyah dan dari Abah Sepuh lantas di turunkan kepada putranya, Abah Anom hingg sekarang.
Selain ragam tarekat yang telah disebutkan dimuka, masih banyak lagi bentuk-bentuk tarekat yang kini berkembang di indoanesia. Di jawa barat berkembang Tarekat Idrisiyah, Qodaryah-Idrisiyah, Syathariyah, Syathariyah-Muhammadiyah, Tarekat Lahir Bathin dan Tarekat Tijaniyah. Nama Tarekat terakhir ini salah satu pusat penyebarannya adalah di
Demikian secara ringkas kita dapat mengetahui dan memahami penyebaran dan perkembangan syiar tashawuf di negeri ini, dan beberapa hari yang lalu kita juga telah kedatangan pemimpin Tarekat Naqsabandiyah Haqqani, Syaikh Nazim Adil Haqqani. Dia merupakan Mursyid ke-40 dalam mata rantai Tarekat Naqsyabandiyah Haqqani. Ia ditahbiskan sebagai Mursyid pada tahun 1973 menggantikan Abdullah Faiz Ad Daghestani.
(Koran Republika, 28 April 2001 M, nomor 110 thn ke-9, Lihat Majalah As Sunnah, Edisi 170/ ThKe-2 )
V. PERKEMBANGAN TASAWWUF MASA KINI
Dalam dasawarsa terakhir ini, komunitas sufi mewarnai kehidupan perkotaan. Tak sedikit dari kalangan eksekutif dan selebriti menjadi peserta kursus atau terlibat dalam suatu kamunitas tarekat tertentu. Alasan mereka mencebur kesana memang beraneka ragam. Misalnya, mengejar ketenangan batin atau demi menyelaraskan kehidupan yang gamang.
Secara antoprologis, sufisme
Derektur Tazkia Sejati Jalaluddin Rakhmat, berpendapat bahwa sufisme diminati masyarakat
Azyumardi Azra, Rektor IAIN Jakarta, telah memetakan dua model utama sufisme masyarakat
Asep Usman Ismail, kandidat doktor bidang tasawwuf dari IAIN Jakarta, menilai bahwa tasawwuf model tarekat lebih di terima di kalangan menengah kebawah. Sementara kalangan menengah keatas cenderung memilih tasawwuf nontarekat".
"Tasawwuf yang diminati masyarakat
Bentuknya tentu yang singkat, esensial, dan instant. Dunia tasawwuf bagi masyarakat kota, semacam obat gigi "saya resah, saya menemukan problem, saya setres, maka saya belajar tasawwuf agar memperoleh ketenangan", ujar Asep, menirukan keluhan para pengikut tarekat di kalangan perkotaan itu.
Asep juga menilai, dari
VI. KELOMPOK PENGAJIAN TASAWWUF
Banyak orang percaya bahwa manusia itu bisa bermesraan dengan Tuhan. Dalam terekat hubungan semacam ini di sebut dengan Fana. Berikut ini beberapa contoh kelompok pengajian sufi :
a. Yayasan Wakaf Paramadina
Paramadina berdiri 31 oktober 1966 M. lembaga ini lebih mirip kelompok diskusi. Sasarannya masyarakat menengah atas di
Untuk itu, Paramadina menawarkan paket kajian agama dengan lingkup yang luas. Tapi, berdasar pengalaman, pelajaran tasawwuf lebih mengikat anggota. Pesertanya rata-rata 40 orang. Namun kalau pas lagi membicarakan tasawwuf, yang hadir sampai 120 orang. Mereka adalah (menyetir istilah paramadina) "kelompok penentu kecenderungan".
Mereka yang gandrung sufi bisa ikut Paket Study Islam. Pertemuan berlangsung seminggu sekali, dosennya berganti-ganti. Yang dibahas misalnya, pengantar study tasawwuf, konsep insan kamil, dimensi mistik dan akhlak dalam islam. Namanya juga diskusi, antara satu dosen dengan dosen yang lain sering berbeda. Misalanya, ada yang pro tarekat, ada yang kontra. Lumrah.
Tasawwuf biasanya di ajarkan melalui tujuh pertemuan, perjumpaan terakhir berisi pratikum, dipimpinAsep Usman Ismail. Semula, praktikum itu berupa kunjungan kepondok Pesantren Suryalaya, jawa barat. Berangkat sabtu pagi dan kembali ke Jakarta Minggu sore. Belakangan, karena kesulitan teknis, guru-guru Suryalaya lah yang diundang ke paramadina.
Nurcholis mewanti-wanti, pelajaran tasawwuf tidak boleh menjelma menjadi tarekat tertentu, "itu sudah menyimpang dari
b. Majlis Taklim Hajjah Henny.
Meskipun jauh dari
Jamaahnya mencapai 2.500 orang, dari
Kemampuan mengobati orang ini diperoleh Henny saat naik haji. Ketika di Mekkah persisnya di dekat sumur Zam-zam, tiba-tiba dirinya dirangkul seorang wanita. Wanita itu mengelus-elus kepala Henny. Lalu kepala Henny di taruh dibawah ketiak wanita mestirius tersebut.
Kisah ghaib lain adalah kala Henny berada di Masjid Nabawi, seusai sholat isya', dia melihat dua bulatan sinar keluar dari makam Nabi Muhammad Sholallahu 'alaihi wasallam. "sejak itu, saya merasa bisa menolong sesama", kata ibu
c. Tarekat Naqsabandy Khalidiyah.
Tarekat Naqsabandy sangat terkenal. Anggotanya puluhan ribu orang dari Tulung agung, Blitar, Nganjuk,
Setelah pendaftar terkumpul dua ratus orang, mereka wajib datang sesuai dengan waktu yang di tentukan. Jamaah baru itu digembleng selama dua puluh hari. Peserta wajib mondok. Pengajian dimulai selasa pagi, diawalai dengan pembaitan. Jamaah duduk tawaruk di sekeliling ruangan, sementara KH. Bastomi berada paling depan. Satu persatu mereka bersumpah dengan bimbingan mursyid. Selesai disumpah, jamaah harus mengikuti pengajian sufi setiap selasa dan jum'at pagi.
Setelah tahu arti tarekat, jamaah membaca wirid Ismu Dzat menurut tingkatan masing-masing.
Selama mondok peserta harus mengurangi tidur, tak bicara di luar keperluan, tidak makan sesuatu yang berbahan dasar ikan atau binatang. Lebih dianjurkan jika berpuasa, namun ini tak wajib. Nafsu sexsual harus di kekang selama mengikuti acar, walaupun bercampur dengan istri sendiri. Setelah pemondokan itu selesai, wirid wajib di baca di rumah masing-masing.
Kata KH Bastomi, wiridan merupakan cara mendekatkan diri kepada Allah. Untuk itu peserta tarekat memenjarakan hawa nafsu duniawi dan mengganti semua tujuan ibadahnya untuk mencapai ridho Allah. Targetnya muroqobah, yaitu dekat dengan Allah hingga tercabut hijab antara makhluq dan kholiq", ujarnya. Inilah derajat tertinggi dari tarekat.
Pada tingkatan muroqobah itu, manusia merasa dirinya dekat dengan Allah. Saking dekatnya, seolah roh Allah menyatu dalam diri manusia. Inilah yang sering kali disebut al wihdatul wujud atau manunggaling kawula gusti. Derajat tertinggi dari tarekat, terhubungnya manusia dengan Tuhan saat berdzikir itu disebut fana.
Tarekat asuhan KH. Bastomi diikuti berbagai kalangan. Mulai pedagang, pegawai, karyawan, para eksukutif, hingga pengusaha. Jumlah jamaah perempuan tiga kali lebih besar ketimbang jamaah laki-laki. Silsilah ajaran Naqsabandy tersambung sampai Rosulullah malalui syeh Abdul Qadir Jailani. Tarekat model Abdul Qodir jaelani ini sudah dikenal sejak 1.300 tahun lampau. (Majalah Gatra. hal : 69-71, edisi 30 September 2000 M )
d. Grand Wijaya
Berlokasi di daerah Melawi, Jakarta Selatan. Diasuh oleh Asep Usman Ismail MA, dengan jumlah pesrta mencapai 30 orang dari kalangan menengah keatas. Pendidikan mereka minimal sarjana, bahkan ada beberapa yang lulusan S-2 atau S-3. Mereka bekerja di sektor pemerintah atau usaha milik negara. Banyak juga pensiunan.
e. Jamaah Majlis Tasbih.
Bertempat di Jalan Gaharu I nomor 9, Cipete, Jakarta Selatan, tak kurang dari 100 jamaah berpakain putih (dilarang berpakaian merah) setiap malam memadati rumah berlantai dua milik Haji Bambang Widiarsono, 53 thn. Mereka adalah Jamaah Majlis Tasbih, kelompok tasawwuf yang tiap malam melakikan dzikir sehabis sholat isya'. Khusus untuk malam jum'at, jamaah mencapai 300 orang. Selain berdzikir, mereka juga melakukan sholat tasbih dua rekaat. Jamaah yang menjadi anggota majlis ini adalah mereka yang pernah berkonsultasi untuk penyembuhan penyakit yang di deritanya. Mereka mendapat terapi penyembuhan melalui dzikir sehabis sholat isya'. Lamanya dzikir tergantung tingakat masalah yang dihadapi pasien" Ujar Bambang. Kalau yang ringan , cukup mengikuti dzikir selama seminggu, sedangkan yang berat bisa sampai 40 hari" Ujarnya. Selagi berdoa dan berdzikir, mereka dibimbing seorang imam.
f. Forum Kajian Tazkiyatun Nafs Universitas
Ini forum pengajian tersetruktur islam dengan pendekatan tasawwuf. Tujuannya, memberi pemahaman pengetahuan bertaubat, pengertian membersihkan hati dan jiwa, serta pengetahuan tentang jalan menuju Allah. Setelah mengikuti kajian, peserta diharapkan menjadi lebih sadar tentang dirinya dan tugasnya di dunia.
Forum ini tidak mengikat dan tidak mengarahkan peserta kedalam jamaah apapun serta ordo tarekat manapun", kata Herry Mardiyono, 26 tahun, seorang pendiri FKTN-UI. Setelah materi pengajian selesai, peserta di bebaskan berpencar mencari jalan masing-masing, dengan harapan menjadi lebih tergugah untuk memperbaiki diri dan memulai hidupnya dengan lebih islamy secara menyeluruh.
g. Paramartha Internatiaonal Centre For Tashawwuf Studies (PICTS)
Bermarkas di
Maka PICTS mencoba mengangkat khazanah tasawwuf
h. Serambi Suluk.
Di Makasar, Sulawesi Selatan, ada forum kajian Tasawwuf Makasar dengan nama kajian "Serambi Suluk". Menurut Imam Suhadi, mentor forum kajian itu, umumnya peserta yang memasuki forum kajian ini merasakan bahwa ajaran agama yang mereka peroleh terasa kering. "mereka merasa kering dengan ritualitas-ritualitas keagamaan yang merekatak mengerti visi dan tahapannya", kata Imam kepada Zaenal Dalle dari Gatra, jumlah anggotanya sekitar 30 orang.
Karena itu kajian serambi suluk mempunyai beberapa tujuan, antara lain membuka wawasan dalam memandang dien islam dalam perspektif tasawwuf, dan menuntun para pencari jalan menuju Allah Ta'ala.
i. Tarekat Qadiriyah wa Naqsabandiyah (TQN).
Bila ditilik dari jumlah pengikutnya, tarekat terbesar di
Dalam semalam, minimal ada tiga tempat untuk manaqiban dan khataman. Mereka dibimbing sekitar 30 mubaligh. Sesepuh TQN se-Jakarta dan sekitarnya adalah KH Abdul Rasyid Effendy, 61 tahun. Jumlah jamaah TQN se-Jakarta sekitar satu juta orang. Se
Pengikut TQN tidak hanya kelas atas, melainkan dari semua lapisan, termasuk kelas bawah. Menurut ketua Wilayah TQN Jakarta Utara, Maksum Saputra, ikhwan-ikhwan (anggota) TQN diwilayahnya banyak dari kalangan nelayan dan penjual ikan. Di Ciputat, Jakarta Selatan, antara lain diikuti pengusaha kerupuk dan kondektor bus, disamping itu, banyak juga mantan mentri, artis, pengusaha, dan pejabat tinggi negara yang bersidia di baiat menjadi jamaah TQN.
Menurut Rosyid, yang sejak 1994 diangkat sebagai wakil talqin (khalifah mursyidah) Abah Anom, masuk TQN tidak sulit, cukup mengikuti acara manaqiban lalu diberi pengarahan sekitar setengah jam, ditalqin dzikir sekitar 5 menit, dan di baiat. Baiat berisi janji setia pada Tuhan untuk menjalani amalan dalam TQN, amalan itu intinya berisi dzikir dhohir dan khofi.
j. Pengajian Tarekat Akmaliyah.
Letaknya di Jawa Timur (Desa Wringin Anom, Kecamatan Tumpang,
Alumninya berjumlah ratusan, antara lain Drs. Agus Sunyoto,MPd, 41 thn. Dosen SekolahTinggi Agama Islam Negeri Malang ini bergabung dengan tarekat Akmaliyah setahun lalu. Tarekat ini tak mengenal pemondokan dan pembaiatan. Setelah berdiskusi dengan kiai Ahmad untuk meluruskan persepsi, jamaah bisa wiridan sendiri di rumahnya. "Tarekat ini cocok untuk orang sibuk" ujar Agus. Menurut dia tarekat Akmaliyah mampu menghubungkan manusia kepada Roh Allah, akibatnya hidup jadi lebih ringan. (lihat Majalah Gatra, hal 66-67 Edisi 30 September 2000 M)
Inilah sekilas tentang bentuk pengajian tasawwuf atau tarekat yang berkembang di
VII. PENUTUP.
Al hamdulillah, penulisan makalah yang berjudul "Perkembangan tasawwuf di
DAFATAR PUSTAKA
1. Al Qur'an al karim
2. Majalah Gatra, 30 September 2000 M.
3. Majalah As Sunnah ,Edisi 17/Th.ke-2
4. Hartono Ahmad Jaiz, Tasawwuf Belitan Iblis, Cet. Ke-3 1422 H/2001 M, Darul Falah.
5. Koran Republika, 28 April 2001 M, nomor 110 tahun ke-9.
6. Al Jihad wal Ijtihad, Umar bin Mahmud abu Umar, Cet Pertama 1419 H/1999 M, Darul Bayariq.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Silakan beri komentar Anda di sini